Puyuhmempunyai kemampuan untuk mengahsilkan keturunan 3-4 generasi per tahun. Puyuh juga mempunyai siklus hidup yang relatif pendek dan mulai bertelur pada umur 45 hari. Selain itu, pertumbhan dan perkembanganya sangat cepat. Produksi telur puyuh mencapai 130-300 butir per tahun dengan rata-rata berat badan puyuh betina yang hanya sekitar 120 gram saja. Setiap hari puyuh dewasa hanya menghabiskan pakan sebesar 20-22 gram pakan.
Pada awlnya, umumnya puyuh dipelihara untuk menghasilkan daging dan telurnya. Rasa khas burung menjadikan daging puyuh memiliki penggemar tersendiri. Begitu pula rasa telurnya yang tidak bisa disamakan dengan rasa telur ayam.
Pada pertengahan tahun 80 an mulailah dicoba spesialisasi tujuan pemeliharaan puyuh yang dibedakan antara pedaging dan petelur. Namun akhirnya puyuh pedaging tenggelam karena kebutuhan daging puyuh sampai saat ini masih bisa dicukupi dari puyuh apkir. Apalagi, harga puyuh afkir jauh lebih murah ketimbang puyuh yang memang dipiara untuk pedaging. Sebab, pada perhitungan ekonomi puyuh petelur, puyuh afkir hanya dihargai sedikit lebih mahal daripada DOQ (Day Old Quail) alias Kuthuk puyuh.
Pada awlnya, umumnya puyuh dipelihara untuk menghasilkan daging dan telurnya. Rasa khas burung menjadikan daging puyuh memiliki penggemar tersendiri. Begitu pula rasa telurnya yang tidak bisa disamakan dengan rasa telur ayam.
Pada pertengahan tahun 80 an mulailah dicoba spesialisasi tujuan pemeliharaan puyuh yang dibedakan antara pedaging dan petelur. Namun akhirnya puyuh pedaging tenggelam karena kebutuhan daging puyuh sampai saat ini masih bisa dicukupi dari puyuh apkir. Apalagi, harga puyuh afkir jauh lebih murah ketimbang puyuh yang memang dipiara untuk pedaging. Sebab, pada perhitungan ekonomi puyuh petelur, puyuh afkir hanya dihargai sedikit lebih mahal daripada DOQ (Day Old Quail) alias Kuthuk puyuh.