Puyuh yang terkenal dan diternakan di Indonesia adalah coturnix coturnix japonica. Jenis puyuh ini tersebar luas di Eropa, Asia dan Afrika sebagai burung yang berpindah-pindah. Di china puyuh ini ditangkap dan dijinakan. Sekitar abad ke 11, jepang mengimpor puyuh dari dari china melalui korea dan baru sekitar tahun 1920 dan 1941 menjadi popular sebagai penghasil daging dan telur. Selama penjajahan jepang, puyuh dibawa ke korea, china dan taiwan, hongkong dan Indonesia. dan tersebar luar di asia tenggara.
Di indonesia sendiri, puyuh mulai dikenal dan diternakan mulai akhir tahun 1979. Sebagaimana di Amerika, waktu itu pemerintah memasukkan ras puyuh jepang karena sifatnya yang mudah diternakan. Selain itu, secara umum beternak puyuh tidak membutuhkan moddal besar sebagaimana pada ayam, juga tidak butuh tempat yang luas karena tubuhnya yang mungil.
Untuk mempercepat perkembanganya, pemerintah memberikan paket-paket bantuan bagi peternak yang mau memelihara puyuh. Saat itu, langkah ini juga merupakan salah satau sarana untuk meningkatkan ekonomi masyarakat desa. Setelah itu mulailah peternak berbondong-bondong mengembangbiakannya, apalagi setelah melihat bahwa telur dan daging puyuh sangat laku dipasaran karena rasanya yang khas.
Di indonesia sendiri, puyuh mulai dikenal dan diternakan mulai akhir tahun 1979. Sebagaimana di Amerika, waktu itu pemerintah memasukkan ras puyuh jepang karena sifatnya yang mudah diternakan. Selain itu, secara umum beternak puyuh tidak membutuhkan moddal besar sebagaimana pada ayam, juga tidak butuh tempat yang luas karena tubuhnya yang mungil.
Untuk mempercepat perkembanganya, pemerintah memberikan paket-paket bantuan bagi peternak yang mau memelihara puyuh. Saat itu, langkah ini juga merupakan salah satau sarana untuk meningkatkan ekonomi masyarakat desa. Setelah itu mulailah peternak berbondong-bondong mengembangbiakannya, apalagi setelah melihat bahwa telur dan daging puyuh sangat laku dipasaran karena rasanya yang khas.