Thursday, June 24, 2010

Cerita tentang burung puyuh

Sejak ratusan bahkan ribuan tahun lalu, puyuh telah dikenal oleh manusia sebagai burung buruan. Puyuh liar biasanya hidup disemak-semak pinggir hutan dan padang rumput. Dijawa, puyuh dikenal dengan nama gemak dan masih bisa ditemukan disawah yang ditanami palawija dan tegalan (ladang) sehingga sering diburu oleh pemburu liar untuk diambil telur atau dagingnya. Puyuh merupakan jenis burung yang tidak dapat terbang, tubuh relatif kecil, berkaki pendek dan dapat diadu.

Di Amerika, puyuh dinakam Quail. Puyuh merupakan hewan buruan yang dapat ditemukan di seantero Amerika. Bahkan berburu puyuh merupakan suatu hobi resmi yang memiliki penggemar tersendiri, sebagaimana pemburu babi hutan maupun kelinci. Puyuh boleh diburu dengan leluasa karena merupakan burung yang mudah berkembang biak. Hal ini ditandai dengan produksi telurnya yang banyak dan sifatnya yang pandai mengeram. Meskipun demikian pemerintah amerika tetap mengawasi kelestarian kehidupan puyuh di alam bebas.

Di Amerika, dikenal 3 genus puyuh yang berbeda-beda, yaitu Coturnix, Laphortyx dan Collinus. Puyuh yang biasa diternakan di indonesia adalah Coturnix atau nama kerenya puyuh jepang (coturnix coturnix japonica). Jenis ini dikembangbiakan sebagai puyuh petelur atapun pedaging dengan kandang intensif. Di Jawa, banyak ditemui jenis puyuh liar tegalan loreng Turnix succiator. Didaerah sunda dikenal puyuh gonggong Jawa (Arborophila javanica). Arborophila hyperthara dijumpai dikalimantan, yang dalam bahasa setempat disebut puyuh gonggong kalimantan.

Laphortyx californicus (puyuh california) dan collinus virgianus (puyuh bob white) dari amerika utara lebih banyak dipelihara untuk hobi dan konservasi (penangkaran untuk dilepas kembali ke alam bebas). Kedua jenis puyuh ini biasanya dipelihara dengan dilepaskan dihalaman, kebun ataupun area khusus yang dibuat mirip habitat aslinya.