Di Indonesia, puyuh ini disebut puyuh pepekoh. Burung puyuh ini termasuk dalam suku Phasianidae dan bertubuh sangat mungil, panjangnya hanya 15 cm. Puyuh pepekoh ini biasa dijumpai dalam kelompok-kelompok kecil dipadang rumput terbuka, sawah yang baru dipanen, semak alang-alang, dan tanah pertanian yang belum ditanami.
Daerah penyebaran unggas ini adalah India, China, Asia Tenggara, Filipina, Sulawesi, Jawa, Bali, Papua nugini dan Australia. Di Jawa dan Bali, puyuh ini bisa didapatkan didataran rendah. Makannya berupa biji-bijian kecil dan serangga.
Musim kawin puyuh pepekoh dipulau jawa adalah bulan Februari-September dan puncaknya pada April-Juni. Dalam menyambut kelahiran anak-anaknya, puyuh pepekoh menyiapkan sarang dirumput-rumputan dan sela-sela akar pohon. Telur yang dihasilkan puyuh pepekoh betina 5-6 butir. Telur berwarna kuning tua, mengilap dan bertotol-totol hitam.
Ciri-ciri puyuh jantan terlihat dari adanya warna hitam dengan garis lebar berwarna putih dilehernya. Perut puyuh jantan berwarna cokelat, sedangkan bagian sisi dada kiri dan kanannya menyambung bulu berwarna abu-abu kebiruan. Oleh sebab itu, puyuh ini dinamakan blue brested quail. Pungguh puyuh jantan berwarna cokelatbercampur abu-abu dengan garis putih kehitaman. Selain itu, terdapat warna biru disamping kepala, dada, pinggul dan bagian bawah ekor. Kaki puyuh berwarna kuning dengan mata cokelat dan paruh hitam.
Warna puyuh betina lebih muda, yaitu cokelat muda pada muka, dada dan perut dengan garis kehitaman. Sementara leher bawahnya berwarna keputih-putihan.