Monday, June 28, 2010

Pasar daging dan telur puyuh masih terbuka lebar

Permintaan telur dan daging puyuh biasanya meningkat seiring dengan siklus liburan, hari raya keagamaan. Di jawa, permintaan juga meningkat saat bulan baik seperti Dzulhijah, dan Mulud yang didalamnya banyak orang melaksanakan pesta pernikahan dan kenduri. Kebalikanya, pada bulan Muharaam atau Suro semua permintaan turun drastis karena dianggap tabu untuk berpesta.

Tidak seperti perdagangan ayam ras yang mempunyai mata rantai atau jaringan pemasaran yang cenderung tertutup, pasar telur dan daging puyuh amat terbuka. Bagi peternak mandiri, peternak bisa langsung menjual telurnya dipasar. Bahkan disentra-sentra peternakkan puyuh, setiap hari pedaganga telur selalu keliling sendiri untuk mengambil telur-telur dari peternak. Jika didaerah anda belum ada, maka lambat laun jika usaha budidaya puyuh didaerah anda berkembang pesat pasti akan ada pedagang yang datang sendiri.

Pasar telur puyuh juga menjanjikan karena telur puyuh sangat digemari masyarakat Indonesia. Hitung saja, berapa banyak jenis makanan yang menggunakan telur puyuh sebagai salah satu bahanya. Yang paling populer saat ini adalah sate telur puyuh yang dijual di warung.

Begitu pula pedagang sayur keliling, pasti menyediakan telur puyuh matang (rebus) yang dikemas dalam kantong plastik kecil. Bahkan kini muncul fenomena penjual makanan kecil berupa telur puyuh goreng/dadar disekolah-sekolah. Mereka menjajakanya dengan sepeda yang dilengkapi kotak kayu berisi kompor dan wajan kecil.